Kronik
Kegiatan Pembekalan KKN Mahasiswa FKIP Universitas Katolik Indonesia Santu
Paulus Ruteng
Mahasiswa saat sedang mendengarkan materi pembekalan (Ft.Feliks.H)
Wartamediapost.com-Ruteng. Mahasiswa Semester VII Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng akan melaksanakan KKN di 57 Desa yang
tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat.
Berbagai persiapan
telah dilakuakan dan dan diikuto oleh mahasiswa peserta KKN, salah satunya
adalah pembekalan. Pembekalan KKN yang
dilaksanakan selama dua hari, terhitung 17 s.d 18 Juli 2019 di Aula Missio
kampus itu diikuti oleh 737 mahasisa.
KKN
adalah Program Wajib
Ketua Panitia II: Rudolof Ngalu, S.Fil.,M.Pd (Ft.Feliks.H)
KKN merupakan salah
satu kegiatan intrakurikuler berbentuk mata kuliah wajib yang ditawarkan di lembaga pendidikan tinggi,
teramasuk Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng untuk diprogramkan
mahasiswa yang telah memenuhi persayaratan, baik akademik maupun non akademik.
Hal itu disampaikan
ketua Panitia II Rudolof Ngalu, S.Fil,.M.Pd dalam sambutanya di hadapan 737
peserta KKN, Panitia KKN Integratif, para dosen dan Rektor Universitas Katolik
Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Mahasiswa saat sedang mendengarkan materi pembekalan (Ft.Feliks.H)
KKN menjadi mata kuliah
instimewa, karena tidak dijalankan di ruangan kuliah yang cendrung teoritis, tetapi
dijalankan secara praktis dan dinamis di tengah kehidupan dan bersama dengan
masyarakat. Oleh karena itu, KKN sesungguhnya merupakan integrasi tiga dharma
perguruan tinggi, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarak. Lanjut
Ketua Panitia II.
Pembekalan
adalah Waut Wa’i
Rektor. Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A (Ft..Feliks.H)
Filosofi wuat wa’I “neho
manuk bakok (podong) du lako’m (ngo’om) neho manuk rombeng du kole’m”diungkapkan
oleh Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Rutengg saat memberikan sambutan pada kegiatan
pembekalan mahasiswa KKN.
Mahasiswa saat sedang mendengarkan materi pembekalan (Ft.Feliks.H)
Pembekalan sebagai
kegiatan memberikan bekal kepada mahasiswa yang hendak ber-KKN sekaligus
sebagai dukungan penuh sivitas akademika kepada mahasiswa untuk melaksanakan
KKN. Karena itu, filosofi wut wa’I dalam konteks ini dapat dipahami sebagai
dukungan dan harapan lembaga untuk mengutus mahasiswa ke tengah-tengah
masyarakat melalui KKN.
Rektor sedang menyampaikan Materi (Ft. Rm. Bone)
Dari filosofi local itu,
kepada mahasiswa yang hendak ber-KKN, Romo Rektor berharap, agar sepulang KKN memmiliki
sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang lebih kaya; memiliki wawasan
berwarna-warni, pola pikir \ terbuka, pola sikap dan pola bicara yang kaya.
Menurut Rektor, Dr.
Yohanes Servatius Lon, M.A, semua harapan itu dapat dicapai oleh mahasiswa KKN
dengan melalui kedisiplinan dan
keseriusan dalam mengikuti dan malaksanakan KKN, ketelitian dan kerajinan.
Mahasiswa saat sedang mendengarkan materi pembekalan (Ft.Feliks.H)
Untuk mendukung itu
juga, para penitia telah menghadirkan pembicara atau nara sumber dalam adala
orang tepat dan handal”. Kata Rektor UKI Santu Paulus Ruteng.
Dakhir sambutannya,
Rekktor membuka selururuh rangkaian kegiatan pembekalan dengan remsi (Rabu,
17/7/2019)
Rektor dan Moderator sedang menyampaikan Materi (Ft. Rm. Bone)
Bekal
dari Berbagi Pihak
Panitia sedang menyampaikan Materi (Ft. Feliks.H)
Pada saat pembekalan,
peserta KKN mendapat bekal dari berbagai pihak, yakni dari pihak kampus dan
pemerintah kabupaten Manggarai Barat.
Dari pihak kampus,
peserta KKN mendapat bekal tentang arah dan cinta-cita Universitas Katolik
Indonesia Santu Paulus Ruteng kedepanya,visi dan misi serta rencana strategis Universitas
Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang harus diketahui oleh peserta KKN;
sehingga di lapangan mahasiswa KKN dapat mewartakan cita-cita dan komitemen
lembaga dalam meningkatkan sumber daya manusia, baik dalam kata, sikap dan
program kerja. Materi ini disampaikan secara langsung oleh Rektor Universitas
Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng (17/7/2019)
Paca Camat sedang Menyampaikan Materi (Ft. Feliks.H)
Tidak hanya itu,
mahasiswa KKN, dibekali dengan hal-hal praktis yang dilaksanakan di lapangan,
yang disampaiak oleh panitia dan dosen pembimbing lapangan masing-masing
kelompok
BPMD Kab. Mabar sedang menyampaikan Mater (Ft. Feliks.H)
Sementara dari pihak
eksternal, mahasiswa mendapat bekal tentang potensi-potensi di Manggarai Barat
pada umumnya dan di lima kecamatan khususnya. Potensi, peluang dan tantangan
yang disampaikan oleh pembicara selanjutnya diintegrasikan melalui program-program
yang akan dilaksanakan oleh 737 mahasiswa
yang melaksanakan KKN di 57 desa yang menyebar di lima kecamatan
(Boleng. Welak, Pacar, Macang Pacar, dan Kuwus) di Kabupaten Manggarai Barat.
Para pemateri yang
memberikan bekal tersebut adalah camat dari lima kecamatan Boleng. Welak,
Pacar, Macang Pacar, dan Kuwus), namun camat Macang Pacar berhalangang hadir.
Dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan
Kabupaten Manggarai Barat, Pariwisata, Kesehatan, BPMD, dan materi
tentang Kebijakan Pembangunan Desa Di Kabupaten Manggarai Barat yang
disampaikan oleh wakil Bupati Manggarai Barat. Namun pada kesempatan tersebut,
Wakil Bupati tidak dapat hadir karena ada kegiatan dinas yang tidak dapat
diwakili, sehingga materi tersebut disampaiakn oleh BPMD kepada peserta KKN universitas
Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan Kab. Mabar
sedang menyampaikan Mater (Ft. Feliks.H)
Dari Dinas Pariwisata Kab. Mabar sedang menyampaikan Mater (Ft. Feliks.H)
KKN:
Perutusan dan Pelayanan.
Romo. Bonefasius Rampung, Pr.,Saat sedang Memimpin Misa Perutusan
(Ft. Feliks. H)
Lihat Juga: Program Studi yang ditawarkan di UKI Santu Paulus Ruteng
Seluruh rangkaian kegiatan
pembekalan diakhiri dengan Perayaan Ekaristi dan atau misa perutusan yang
dipimpin oleh Romo. Bonefasius Rampung, Pr.
Pelaksanaan misa
perututusan yang diikuti panitia dan 737 peserta KKN belangsung di Aula Missio
kampus itu, Kamis (18/7/2019)
Mahasiswa KKN, Saat sedang Memimpin Misa Perutusan
(Ft. Feliks. H)
Mengawali
homilinya, Romo. Bonefasius Rampung, Pr, yang juga menahkodai Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Katolik Indonesia Santu
Paulus Ruteng mengajak peserta KKN untuk
mecermati dan merenungkan tema KKN, yakni Mengawali homilinya, Romo.Bonefasius
Rampung, Pr mengajak peserta yang hendak ber-KKN untuk mencermati dan
merenungkan tema KKN FKIP UKI Santu Paulus Ruteng tahun akademik 2019/2020 yakni
KKN SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN POTENSI DIRI DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI
KABUPATEN MANGGARAI BARAT “...dari tema iniada tiga kata kunci dalam tema KKN tahun ini yakni Pengembangan, Potensi,
dan Pengabdian. Dari tiga kata kunci itu satunya kata Benda yakni kata Potensi
yang diapit dua kata yang menyatakan Proses yakni Pengembangan dan pengabdian.
Pengembangan berarti proses mengembangkan dan pengabdian berarti proses
mengabdi. Pertanyaannya: apa yang dikembangkan dan apa yang diabdikan.
Jawabannya hanya satu yakini Potensi. Potensi adalah kekuatan kemampuan
tersembunyi dari sesuatu untuk menghasilkan sesuatu yang lebih. Kekuatan
tersembunyi itu hanya akan terelaisasi ketika semua hal lain sebagai prakondisi
harus dipenuhi..”
Romo. Bonefasius Rampung, Pr.,Saat sedang Homili
(Ft. Feliks. H)
Lebih
lanjut Romo. Bone, mengatakan “Dalam konteks analogi seperti ini, saya mengajak semua
kita, terutama para calon perseta KKN tahun ini untuk mendisposiskan diri
sebagai sebuah potensi. Diri setiap kita adalah potensi dan seberapa luas
dampak dari potensi itu, sangat bergantung pada cara bagaimana setiap kita
berusaha mengembangkan diri agar menjadi diri pribadi yang kemudian berdampak
dan berguna bagi orang lain. Sebagai pribadi, setia kita memiliki potensi yang
dalam bahasa rohani dikatakan memiliki talenta. Semua kita mengenal dan mengetahui
secara persis apa yang menjadi kekuatan potensial kita untuk diabdikan kepada
kepentingan orang lain selama dan sepajang hiudp kita.
Mahasiswa KKN, Saat sedang Memimpin Misa Perutusan
(Ft. Feliks. H)
“…selama 3—4 tahun di lembaga ini, tentunya sudah bisa mengukir dan mengukur potensi diri yang
berhasil Anda kembangkan dalam proses akademik di pada lembaga ini. Anda semua
telah mengalami proses atau melewati fase pengembangan di lembaga ini dan
sebentar lagi aktualisasi atau realiasi pengembangan potensi diri itu akan
terekspresikan melalui peri tindak dan aneka aksi yang akan Anda perlihatkan di
lokasi Anda ber-KKN. Karena itu, tiga kata kunci yang dijadikan mahkota atau
tajuk KKN tahun ini harus menjadi roh atau spirit pelaksanaan KKN. Oleh karena Anda semua sudah dibekali dengan pelbagai hal dan
semuanya itu kiranya dijadikan alas dan kekuatan bagi Anda semua dalam
melaksanakan pengabdian yang bermakna. Bermakna bagi lembaga ini, bermaknda
bagi diri Anda sendiri, dan lebih lagi bermakna bagi kelompok sasar pengandian
Anda dalam kelompok-kelompok yang ada..”. Tegas Romo. Bone yang adalah ketua
Program Studi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Santu Paulus Ruteng
ahasiswa KKN, Saat sedang Memimpin Misa Perutusan
(Ft. Feliks. H)
Oleh
karena itu, Ketua Program Studi PBSI FKIP UKI Santu Paulus Ruteng ini mengajak
737 peserta KKN yang melaksanakan KKN pada 57 desa yang tersebar di lima
kecamatan (Boleng, Welak, Kuwus, Pacar dan Macang Pacar) di Kabupaten Manggarai
Barat agar pengabdian dalam konteks ber-KKN hendaknya dilihat dan
dimaknai sebagai sebuah tugas perutusan yang berdampak positif, melihat rangkaian
program KKN dalam satu bingkai pengembangan diri sehingga semua potensi atau
kekuatan tersembnyi itu dapat diaktualisasikan di medan pengabdian selama
sebulan ke depan.
Pada
kesempatan yang sama, Romo. Bone, mengatakan “…Anda ber-KKN bukan semata-mata mau
memberikan orang hal yang baik dari kelebihan Anda tetapi sesungguhnya dalam
ber-KKN itu pula Anda mendapatkan sesuatu. Ketika kelompok Anda nantinya
diminta membuat jamban bagi masyarakat yang tidak peduli kesehatan, saat itu
Anda dipaksa belajar dan mendapat pengetahuan tentang pentingnya kesehatan.
Karena itu, hendaknya kita sadar dan yakin bahwa tidak ada pelayanan dan
pengabdian yang hanya menguntungkan sepihak atau kelompok sasar. Hidup kita
tanpa disadari dibagung atas deretan tindakan bernuansa mutualisme. Dunia kita
selalu menuntut keseimbangan, keselarasan, harmoni. Karena itu, apa yang kita
lakukan untuk masyarakat sesungguhnya kita lakukan untuk diri kita sendiri.
Kita memberi untuk mendapatkan sesuatu meskipun dalam bentuknya yang lain..”
Penyerahan Simbolis Mahasiswa KKN oleh Rektor kepada Camat
(Ft. Feliks. H)
Diketahui
bahwa, kegiatan pembekalan KKN yang dibuka secara resmi oleh Rektor UKI Santu
Paulus Ruteng Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A, belangsung selama dua hari,
terhitung sajak tanggal 17 s.d 18 Juli 2019. Pemateri dalam kegiatan pembekalan
tersebut adalah pihak internal kampus dan pihak eksternal yakni pemerihtah
terkait di Kabupaten Manggarai Barat seperti camat tempat KKN mahasiswa dan
beberapa instrasi terkait, yaitu Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura
Dan Perkebunan Kabupaten Manggarai
Barat, Pariwisata, Kesehatan, BPMD, dan materi
tentang Kebijakan Pembangunan Desa Di Kabupaten Manggarai Barat yang
disampaikan oleh wakil Bupati Manggarai Barat. Namun pada kesempatan tersebut,
Wakil Bupati tidak dapat hadir karena ada kegiatan dinas yang tidak dapat
diwakili, sehingga materi tersebut disampaiakn oleh BPMD kepada peserta KKN
universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Penandatangan Berita Acara Penyerahan Mahasiswa KKN oleh Rektor kepada Camat
(Ft. Feliks. H)
Sementara
waktu pelaksanaan KKN, dilaksanakan selama satu bukan terhitung sejak tanggal
24 Juli sampai dengan 21 Agustus 2019. 57 kelompok mahasiswa melaksanakan KKN
di 57 desa yang menyebar di lima kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat
Penyerahan Simbolis Mahasiswa KKN oleh Rektor kepada Camat
(Ft. Feliks. H)
Mencoba Menarik
Kesimpulan
Bagian
akhir dari kronik ini, penulis mencoba membuat kesimpulan dari inti sari semua
proses pembekalan.
Masyarakat
adalah perpustakaan hidup
Berada
bersama masyarakat melalui KKN adalah kesempatan belajar. Belajar menemukan dan
belajar mengaktualisasikan diri dengan bekal yang sudah dimiliki. Situasi dan kondisi masyarakat adalah
perpustkaan yang selalu hidup, yang dijadikan sebagai patner belajar. Prinsip
utama pada kesempatan ini adalah kekuatan dan kesadaran untuk belajar, sambil
menghayati prinsip-prinsip pelayanan.
Oleh
karena tugas ini adalah tem, makan kualitas kerja tem (team work) dan kemampuan bekerja dalam tem sangat dibutuhkan.
Saling melengkapi dan saling membantu sangat dibutuhkan.
Artikel terkait: Tentang memilih Judul Skripsi
Salah
satu prinsip untuk menciptakan kualitas tem adalah saling berkomunikasi dan
saling mengahargai, saling membantu dan rasa saling membutuhkan. Sebab setiap
orang memiliki potensi.
Apapun itu Tidak
sebatas Tugas
Apapun
yang sedang dijalankan dan atau yang sedang diprogramkan, tidak sebatas pada
pemenehuhan tanggung jawab semata, melainkan sebagai bagian dari pelayanan dan
dedikasi keapada sesama. Oleh karena pelayanan dan dedikasi, dibutuhkan
kesetian dan kerelaan untuk melakukan tugas tersebut. Mengenai hal iu Paulus
menuliskan “Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan
lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu” (Feliks
Hatam)
Jangan Lupa Tonton Vidio ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trimakasih Komentar Anda