Ilustrasi (https://soundcloud.com)
Rindu, bukan soal lebay tentang cinta, lebih dari itu rindu adalah bahasa hati yang menujukan kesetian, dan kedalam hati yang tidak bisa dilihat, namun hanya bisa diraskan.
Rindu mempunyai caranya sendiri untuk muncul, tidak diundang, tidak dapat dilihat, hanya dirasakah. Rindu bagai air, yang pandai mencari cela untuk menembus bumi.
Akau atau tidak bahwa: Rindu adalah salah satu alasan dari Cinta
Terutuk kamu yang sedang kurindukan
Wartamediapost.com. Bahwa Kamu pandai menghadirkan keceriaan, menembus cela kesepian yang tak dapat dilakukan oleh siapapun. Itulah sosokmu yang menabur rindu di kisahku hari ini, setelah sebelumnya engkau membawa kisah yang ceria.
Karena engkaulah membuatku tahu tentang kerinduan, maka engkau pulalah yang mampu menembus kesepian menghempas rindu yang kian selalu datang padaku.
Bersama kisahku hari ini, dan kemarin, kukembali memanggilmu ataupun menjumpaimu, supaya hatiku dibebaskan dari jepitan kerinduan.
Hatiku terpenjara dalam kerinduan, hanyalah sosokmu yang dapat membebaskannya, dibebaskan untuk kembali ceria. ”
Karena engkaulah membuatku tahu tentang kerinduan, maka engkau pulalah yang mampu menembus kesepian menghempas rindu yang kian selalu datang padaku.
Ilustrasi (www.twipu.com)
Bersama kisahku hari ini, dan kemarin, kukembali memanggilmu ataupun menjumpaimu, supaya hatiku dibebaskan dari jepitan kerinduan.
Hatiku terpenjara dalam kerinduan, hanyalah sosokmu yang dapat membebaskannya, dibebaskan untuk kembali ceria. ”
Engkau pernah ada di hadapanku, berbagi cerita dengan amat ceria. Membagi kisah dengan penuh kasih. Membagi cerita dalam wajah manja. Melukis jumpa dengan tatapan manis. Eangkaupun akan selalu ada bersamaku, sembari memehon restu pada yang Kuasa.
Engkau membongkar kesepian dengan kecerian yang tertata dalam setiap candamu. Engkau mengalirkan kegembiraan bagai air yang pandai mencari cela untuk mengalir. Mencari cela untuk keluar dari kesepian. Keceriaan dalam gambaran tawa, seakan waktu terlalu cepat untuk melepaskan itu, saat engkau beranjak pergi. Cepatlah kembali
Engkau sosok yang membuat hati tahu akan rasa rindu. Engkau sosok yang ceria, yang membuat hati tenggelam dalam keceriaan. Engkau sosok yang mampu mengobati kecanduan sepih, dengan ramuan kata manja yang amat romantis. Tambah sakti, saat wajah manja menunjukkan senyuman manis yang berlapis, amat terpana saat mata lentikmu menatapmu penuh cinta.
Engkau adalah sosok pembawa rindu. Saat mata terhalang menatapmu, hati menjadi aktif mencarimu. Mencari sosok yang membuat hati memahami rasa rindu. Itulah sosokmu
Kerinduan ini ada, saat sosokmu tak terlihat oleh mata. Saat kata tak dijawab, saat ceria kembali sepih, saat telinga tak mendengar tawa dan katamu yang diramu romantis.
Hanya sosokmulah yang menyadarkan aku, akan kopi yang pahit, bila tanpa gula. Manis, bila bercampur gula. Atau mungkin kerinduan akan sosokmu lebih tinggi dari takaran kopi yang kuminum?
Yah, karena kerinduan akan sosokmu yang pernah membagi cerita dan keceriaan, tidak dapat dicairkan oleh apa dan siapapun. Kecuali kamu.
Karena kamulah yang berhasil membuat hati, memahami kebersamaan, dan merindukan kebersamaan saat sosokmu berpaling.
Klik DISINI untuk melihat Vidio menarik i
Klik DISINI untuk melihat Vidio menarik i
“Bila cinta mulai tumbuh, hati pandai memahami perasaan. Bila cinta dan prasaan bersatu, ketakutan mulai berbenih. Itu ketakutan romantis. Karena alasannya hanya satu, takut kehilangan sosok yang pernah ada dan sosok yang ingin dimiliki. Bila cinta bagai benteng, kerinduan mulai ikut campur. Kerinduan semakin memuncak, saat sosok yang mendesain kisah ceria jauh dari jangkauan mata, walau dekat dalam jangkauan hati”
***
Ini kutuliskan untuk sosokmu, yang berhasil menabur kerinduan dikisahku. Walau aku belum menuliskan namamu di sajak ini, namun namamu kutuliskan dalam hatiku. Kamu adalah alasan dari syair ini. Hatiku tetap mengagumi sosokmu. (FH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trimakasih Komentar Anda